Terkendala Masuk Ke Miyanmar Untuk Pergi Haji Pakai Sepeda Motor, Rider Payakumbuh Terancam Pulang Kampung

Keberangkatan Rider Payakumbuh Yang dilepas langsung oleh Penjabat (Pj) Walikota Payakumbuh yang diwakili oleh Asisten II Elzadaswarman, di Halaman Balai Kota Payakumbuh. Selasa (9/5/2023)

THAILAND – Memasuki hari ke-duabelas naik haji ke Mekah dengan sepeda motor, rider Payakumbuh Nazif A. Yani (59), Ratnawati (55) dan Muliandri (52) mulai menemui kendala untuk masuk ke wilayah negara Miyanmar yang dikenal denganĀ The Land of Golden Pagodas atau negeri berpagoda emas.

Kendala yang dijumpai oleh rider ini adalah tidak adanya jaminan keamanan untuk bisa masuk wilayah Miyanmar yang saat ini tengah mengalami krisis politik sejak junta militer melakukan kudeta dan menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada tahun 2021 lalu.

“Kita sudah mulai kehabisan akal untuk bisa melanjutkan perjalanan ke Mekah melalui jalur darat via Miyanmar ini. Kami dapat informasi kalau kondisi disana saat ini kurang baik. Dalam kondisi ini kami memutuskan untuk tidak masuk ke wilayah tersebut,” ujar Ratnawati kepada Wartasiber.com, Sabtu (20/5/2023).

Salah satu moment kebahagiaan saat Rider Asal Payakumbuh dijamu oleh Tim Rider MVOJ Pineng beberapa waktu lalu

Lebih jauh Ratnawati menceritakan bagaimana kronologis sampai dirinya dan dua rider lainnya memutuskan untuk tidak masuk ke negara Miyanmar tersebut. Menurutnya, sejak sampai di Bangkok pada hari Jum’at (19/5) lalu sampai hari ini, dirinya mengumpulkan semua informasi, baik melalui hasil konsultasi dengan KBRI di Bangkok maupun informasi lainnya.

“Sejak hari jum’at kita sudah konsultasi dengan pihak KBRI di Bangkok. Mereka menjelaskan bagaimana situasi dan kondisi di Miyanmar saat ini. Intinya, kita bisa masuk ke Miyanmar, tapi tidak ada jaminan keamanan apabila sudah masuk kesana. Bahkan ada rumor yang beredar kalau kalau sudah masuk susah untuk bisa keluar dari Negara tersebut,” ujar Ratnawati bercerita.

Ditanya alternatif jalur darat lainnya, Ratnawati menjelaskan bahwa ada alternatif lain yaitu dengan cara menghindari Miyanmar dan masuk melewati negara Laos dan China. Namun, melihat jauhnya jarak tempuh dan biaya yang akan dikeluarkan hal tersebut urung untuk mereka lakukan.

“Bisa lewat Laos, tapi sangat jauh. Tiba di China kami harus pakai guide yang biayanya sangat mahal dengan menggunakan dolar,” kata Ratnawati sedih.

Upaya lain yang Ratnawati telah dicoba oleh Ratnawati adalah dengan mencari informasi kemungkinan perjalanan dengan menggunakan jalur laut ke Bangladesh. Namun, mengingat biaya yang harus dikeluarkan terlalu besar hal tersebut juga urung dilakukan.

“Kita telah coba mencari informasi. Kalau kita pakai jalur laut, untuk biaya angkut kendaraan sepeda motor saja Rp. 45 jt per unitnya. Dengan biaya sebesar ini tentu hal yang tidak mungkin kami lakukan,” katanya lagi.

Selain itu, alternatif berikutnya, Ratnawati menceritakan dengan menggunakan jalur udara dan terbang langsung ke Arab Saudi. Namun, alternatif ini juga belum bisa dilakukan. Pasalnya, untuk alternatif ini tentu kita harus mengantongi visa terlebih dahulu.

Rider Payakumbuh berbinjang dengan pejabat staff Fungsi Ekonomi Agus Cahyono Rasyid di Konsulat RI Songkhla beberapa waktu lalu.

“Kita sudah tanya ke KBRI kalau pengurusan visa haji di Thailand bagi WNI harus ada permit atau surat izin untuk bekerja di Bangkok baru bisa. Kalau untuk pengurusan visa haji kita harus ke Jakarta dan itu tentu hal yang mustahil kita lakukan sekarang,” kata Ratnawati bercerita.

Lebih jauh, Ratnawati berkisah kalau untuk pengurusan visa haji ini sudah juga dengan mencoba menggunakan aplikasi online yang telah dikerjasamakan antara Kementerian Agama bersama pihak otoritas Arab Saudi, yaitu aplikasi “Saudi Visa Bio”.

Penggunaan aplikasi “Saudi Visa Bio” ini memungkinkan jemaah melakukan pendaftaran secara mandiri, tanpa perlu mengunjungi kedutaan dan konsulat Arab Saudi atau pusat penerbitan visa di Indonesia. Aplikasi “Saudi Visa Bio” ini sudah tersedia di playstore maupun app store.

“Penggunaan aplikasi ‘Saudi Visa Bio’ akan diterapkan pada seluruh jemaah haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M untuk memberikan kemudahan dan kecepatan pemeriksaan jemaah saat datang di bandara Arab Saudi,” terang Hilman di Jakarta sebagaimana dikutip dalam laman situs Kemenag.go.id, kamis (9/3/2023).

“Kita telah coba mendaftar menggunakan aplikasi tersebut, tetapi tetap tidak bisa dan mengharuskan kita untuk tetap datang tanpa diwakilkan ke Jakarta. Hal ini tentu menjadi pertimbangan tersendiri bagi kami khususnya dalam pembiayaan,” tutur Ratnawati.

Sampai berita ini diturunkan, kemelut yang melanda rider asal Payakumbuh ini belum terdapat jalan keluar dan keputusan yang akan mereka ambil. Pertimbangan untuk kembali kembali ke tanah air akan menjadi pilihan terakhir apabila tidak ditemukan solusi dari permasalahan tersebut.

“Pulang Kampung dan kembali ke Payakumbuh adalah alternatif terakhir yang akan kita lakukan. Saat ini kami sudah mulai frustasi. Belum nampak solusi atas persoalan ini. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kami jalan keluar dari persoalan tersebut, sehingga kami tetap bisa terus sampai ke Mekah,” tutup Ratnawati. (Ai)