Terkendala Ke Mekah Pakai Sepeda Motor via Miyanmar, Rider Payakumbuh Balik Ke Payakumbuh

Rider Payakumbuh berfoto di Bangkok sebelum perjalanan Pulang Ke Payakumbuh

THAILAND – Lama tidak ada kabar, Rider asal Payakumbubuh, Nazif A. Yani (59), Ratnawati (55) dan Muliandri (52) ternyata telah memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana perjalanan naik haji ke Mekah dengan menggunakan sepeda motor pasca ditemuinya kendala untuk masuk ke Miyanmar pekan lalu. Hal ini disampaian Ratnawati kepada Wartasiber.com, Senin (29/5/2023).

Ratnawati menjelaskan bahwa keputusan tersebut telah diambil bersama 2 (dua) rekan lainnya pada hari sabtu (27/5). Adapun alasan tidak melanjutkan perjalanan tersebut adalah, karena biaya yang dikeluarkan untuk terbang langsung dari Thailand ke Riyadh dengan memakai fasilitas salah satu biro travel di Jakarta (haji plus -red), biayanya terlalu mahal.

“Telah kita hitung biayanya, masing-masing kita Rp. 170 jt. Selain itu kita juga harus mengeluarkan biaya pengiriman sepeda motor menggunakan kapal cargo dengan estimasi biaya Rp. 20 juta ke Medan. Setelah kami pertimbangkan, kami putuskan untuk kembali pulang ke Payakumbuh,” ujar Ratnawati.

Dalam penjelasannya, Ratnawati mengatakan bahwa dirinya sedih tidak bisa menyelesaikan niat untuk bisa naik haji tahun ini. Padahal, salah satu alasan menggunakan sepeda motor ini adalah karena lamanya daftar tunggu bila mendaftar haji secara reguler.

“Niat awal kita naik haji ke Mekah menggunakan sepeda motor karena ingin cepat. Kalau ditunggu list tunggu naik haji reguler entah kapan kami akan bisa pergi kesana. Sementara, usia kami sudah tidak muda lagi,” tutur Ratnawati.

Rider Payakumbuh saat bertemu Ridere Malaysia di Distrik Sadao Thailand dalam perjalanan pulang ke Payakumbuh

Ditanya apakah saat berangkat dari Payakumbuh tidak mengetahui kondisi di Miyanmar, Ratanwati menjelaskan bahwa dirinya secara umum tahu bahwa kondisi di Miyanmar sedang dalam keadaan kurang baik. Namun, secara persis bagaimana kondisi terakhir disana dirinya dan 2 (dua) rekan lainnya tidak mengetahui.

“Dalam perjalanan dari Payakumbuh ke Thailand kami terus mencari kominitas-komunitas rider dan kelompok-kelompok warga Negara Indonesia yang ada di Miyanmar, baik melalaui kenalan-kenalan maupun mencari di Internet. Pernah ada komunikasi via massanger di salah satu akun Facebook tapi tidak ada respon,” kata Ratnawati.

Kembali Ratnawati menceritakan bahwa saat ini untuk masuk ke Miyanmar melalui jalan darat sangat beresiko dan tidak ada jaminan keselamatan selama berada disana.

“Satu minggu kita berada di Bangkok. Kita juga sudah koordinasi dengan KBRI disana. Mereka tidak melarang kita untuk masuk ke Miyanmar, tapi dalam kondisi sekarang mereka tidak bisa bertanggungjawab apabila terjadi segala sesuatu disana. Ada juga rumor yang kami dengar kalau sudah masuk kesana sulit bisa keluar dari negara tersebut pasca krisis politik di negara tersebut,” kata Ratnawati.

Lebih lanjut Ratanwati menjelaskan bahwa ada opsi lain dengan menggunakan jalur darat via Laos dan China. Namun, menurutnya ini enggan dilakukannya, karena disamping waktu yang terlalu lama juga biaya yang tidak sedkit.

“Untuk lewat Laos dan China mungkin membutuhan selisih waktu sampai 3 – 4 bulan dibandingkan kita masuk lewat Miyanmar. Selain itu, biaya guide di China mahal. Untuk menempuh jalur ini sudah diluar perencanaan kita. Kalaupiun kita paksakan niat ke Mekah untuk ibadah Haji tidak juga akan sampai dan mungkin Ibadah Umroh yang bisa kita lakukan,” tuturnya.

Rencana Pulang Via Kamboja -Vietnam- Brunai

Ketika telah diputuskan pulang ke Payakumbuh, dengan kesedihan, dirinya bersama dua rekan lainnya mencoba untuk menghibur dengan melakukan perjalanan darat via Kamboja – Vietnam – Brunei – Kalimantan – Sureabaya – Pulau Jawa – Payakumbuh.

“Setelah kita putuskan kembali, awalnya kita berniat pulang ke Payakumbuh sambil mengunjungi bebrapa negara ASEAN seperti Kamboja, Vietnam dan Brunei. Tapi setelah kita jajaki hal tersebut pun kami batalkan karena adanya kendala pengiriman sepeda motor dari dari Vietnam ke Brunei,” kata Ratnawati.

Kami baliak ka Malaysia… Ndak jadi mangalilingi Asean do. Lah kami caliak.. Ndak Pulo Ado Kapa dari Vietnam ka Brunai do. Yo lah malang kami tapaso ka Malaysia baliak. (Kami kembali ke Malaysia dan tidak jadi keliling ASEAN. Sudah kami cari tahu dan ternyata tidak ada Kapal dari Vietnam ke Brunai. Sial sekali nasib kami dan Kami terpaksa kembali ke Malaysia-red),” tulis Ratnawati dalam pesan Whatsapp, Sabtu (27/5) kepada wartasiber.com

Kepada Wartasiber.com via percakapan seluler, Ratnawati telah menerima keadaan ini dengan lapang dada. Tidak ada penyesalan dalam hatinya atas perjalanan dengan menggunakan sepeda motor ini walau sudah menempuh jarak ribuan kilometer untuk sampai di Negeri Gajah Putih Thailand ini.

“Tidak ada penyesalan dalam hati kami. Kita hanya bisa berencana dan berusaha. Tapi, yang putuskan tetap Allah SWT, bahwa kami saat ini belum di izinkan untuk bisa menunaikan ibadah haji dengan cara menggunakan sepeda motor. Mungkin Allah SWT punya rencana lain bagi kami,” kata Ratnawati.

Rider Payakumbuh bersilaturahmi bersama Rider Malaysia di Distrik Sadao dalam perjalanan pulang ke Payakumbuh

Ratnawatri menjelaskan, walaupun tidak bisa menunaikan niatnya naik haji tahun ini, dirinya mengaku mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari perjalanan ini. Banyak suka-duka selama perjalanan dari Payakumbuh hingga ke Thailand. Mereka banyak menjumpai sahabat dan kertabat yang membantu selama di perjalanan.

“Walau tidak kesampaian niat kami, yang pasti banyak pengalaman dan kenangan yang kami dapatkan. Mulai dari cerita tiang bendera patah, kedudukan bagasi patah, sambutan Rider NVOJ, berkendara ditengah hujan,  perjalanan disepanjang Teluk Thailand dan lain sebagainya. Itu semua pengalaman yang menyenangkan bagi kami,” kenang Ratnawati.

Saat berita ini diturunkan, dalam perjalanan pulang dengan menggunakan rute yang sama sebelumnya, dirinya telah sampai di Distrik Sadao (baca : sendawa-red), Provinsi Sonkhla Thailand Selatan dekat perbatasan Thailand.

“Kami sekarang sudah sampai di Sadao, Provinsi Sonkhla Thailand, dekat dengan perbatasan Malaysia. Disini Kami bertemu dengan Rider Malaysia yang pergi liburan di Sadao,” ujar Ratnawati, Minggu, 28/5).

Salah Satu Foto Ratnawati di Distik Sadao, Sonkhla Thailan dalam perjalanan pulang ke Payakumbuh

Ditanya kapan sampai di Payakumbuh, Ratnawati belum bisa menjelaskan. Menurutnya, saat ini tidak ada perencanaan secara ditail untuk bisa sampai di Payakumbuh. Sebab, sekarang tidak lagi diburu target waktu untuk mencapai sesuatu daerah, lain halnya pada saat perjalanan menuju Mekah kemarin.

“Beda dengan kemarin, Untuk mencapai kota Mekah target kita perjalanan harus ditempuh minimal 300 km per harinya. Kalau sekarang, kita bisa sedikit santai dan menikmati perjalanan pulang,” tutup Ratnawati. (Ai)