Ketua DPRD Batam Pertanyakan Kelangkaan Premium

Ketua DPRD Batam, Nuryanto. (Photo: fik/WK)

Batam – Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto, mempertanyakan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium yang terjadi di Batam.

Pasalnya, sejak awal tahun 2021, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) di kota itu tidak lagi menjual BBM jenis Premium ini.

Dari informasi yang ia ketahui, kuota Premium di Batam akan dikurangi, bahkan hilang. Karena itu, ia menyinggung sejauh mana koordinasi antara Pertamina dengan dinas terkait.

Pertamina menurut pria yang karib disapa Cak Nur ini harus menjelaskan ihwal permasalahan tersebut kepada masyarakat luas.

“Harus ada penjelasan terkait jatah Premium dan Pertalite ini di Batam. Apakah jatahnya berkurang, atau akan hilang,” kata Cak Nur saat Coffee Morning dengan wartawan di bilangan Batam Center, Rabu (27/1).

Disamping itu, politisi PDI Perjuangan ini juga meminta agar pendistribusiannya dapat dipantau di SPBU yang ada di Kota Batam.

Sebagian masyarakat Batam kata dia banyak yang bertanya kenapa BBM jenis Premium, dan Pertalite sulit ditemui sehingga menjadi perhatian wakil rakyat di Kota Batam.

Cak Nur meminta antara Pertamina dengan Pemerintah bisa bersinergi dengan baik menyangkut permasalahan ini. “Jangan sampai masyarakat Batam yang menjadi korban,” tegasnya.

Ia berencana nantinya akan menginstruksikan agar dilakukan pertemuan antara pihak Pertamina dengan Disperindag Kota Batam untuk mengetahui apa saja penyebab kelangkaan ini terjadi.

“Jika tidak mau bertemu tentu akan dicarikan alternatif lain, namun solusinya harus ada pertemuan,” katanya.

Selain itu, Cak Nur menuturkan pendistribusian BBM tersebut harus didata dengan lengkap karena ada sejumlah pengendara yang memakai tangki modifikasi untuk mendapatkannya.

Pengendara bertangki modifikasi ini dikatakan dia lebih cepat datang untuk mengantre pada saat Premium dan Pertalite tiba di SPBU.

“Dinas terkait seharusnya memantau adanya pendistribusian yang bersifat ilegal. Sehingga tidak ada lagi BBM habis. Faktanya di lapangan minyak jenis bensin selalu kosong,” kata dia.

“Sekali lagi, bicara kelangkaan BBM yang paling penting itu adanya kejujuran. Pertamina harus ada penjelasan. Harus ada rapat bersama dinas terkait,” tambahnya. (fik)

Exit mobile version