Hari Ke-Delapan ke Mekah Pakai Sepeda Motor, Mampir di Konsulat dan Berkendara Di Sepanjang Teluk Thailand

Rider Payakumbuh berada di Konsulat RI di Songkhla Thailand

THAILAND – Memasuki hari ke-delapan bersepeda motor ke Mekah, Rider asal Payakumbuh, Nazif A. Yani (59), Ratnawati (55) dan Muliandri (52) berangkat dari District Hat Yai , Provinsi Songkhla menuju District (Kecamatan) Cha Uat Provinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand, sepanjang 174 km dengan waktu tempuh 4 jam perjalanan, Selasa (16/5/2023).

Pada sesi perjalanan hari tersebut, Rider asal Payakumbuh baru bisa melanjutkan perjalanan mengendara sepeda motor pada siang hari. Hal tersebut disebabkan terdapat agenda kunjungan pada Konsulat Republik Indonesia yang beralamat di District Muang Provinsi Songkhla yang berjarak sekitar 25 km dari tempat mereka menginap di Hotel Yannaty Hat Yai.

“Untuk hari kedelapan ini kita dari hotel bergerak 08:00 pagi, kita dijeput oleh orang Thailand bernama Praison Sirisantiwong yang telah mem-booking-kan hotel ini. Disini kita saling kenal dengan beliau dan dua rekannya yang lain,” kata Ratnawati.

Praison Sirisantiwong (warga Thailand) menjemput Rider Payakumbuh untuk diantar ke Konsulat RI

Oleh Praison, mereka dijemput menggunakan mobil pribadi dengan tujuan ke Konsulat RI di District Muang. Disana, mereka disambut hangat oleh beberapa pegawai konsulat RI.

“Alahmdulillah kita disambut hangat disana. Ada lebh kurang 60 menit kita disana memperlihatkan dokumen-dokumen yang kita bawa. Visa kita juga dilihat oleh pegawai konsulat,” kata Ratnawati.

Disana, Ratnawati menceritakan bahwa yang menyambut mereka di Konsulat adalah Pejabat Home StafF Fungsi Ekonomi  Bpk. Agus Cahyono Rasyid. Kepada Wartasiber.com Ratnawati menjelaskan bahwa tujuan ke konsulat ini adalah untuk izin melapor sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan untuk pergi ke Mekah dengan menggunakan sepeda motor.

“Kita banyak diberikan masukan-masukan dan nasehat oleh Pak Agus. Termasuk nanti setelah sampai di Bangkok agar melapor ke KBRI disana,” ujar Rahmawati.

Rider Payakumbuh berbincang dengan pejabat staff Fungsi Ekonomi Agus Cahyono Rasyid di Konsulat RI Songkhla Thailand

Dari Konsulat, rider asal Payakumbuh ini dibawa berkeliling kota Hat Yai oleh Praison. Salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi disini adalah masjid Songkhla yang dikenal dengan julukan Masjid Taj Mahal dari Thailand yang dibangun pada tahun 2001. Dijuliki ini karena sama indahnya dengan masjid Taj Mahal di India.

“Rugi rasanya kalau kita berkunjung di Masjid ini. Kita juga sempat abadikan moment saat berada dalam kawasan masjid ini. Ini adalah Masjid terindah yang pernah kami lihat,” ujar Ratnawati kagum.

Rider Payakumbuh berfoto bersama di kawasan Masjid Songkhla (Taj Mahal Thailand)

Puas berkeliling di Hat Yai, rider asal Payakumbuh ini kembali ke hotel dan bersiap-siap melakukan perjalanan menuju district Cha Uat. Pukul 15.05 UTC+7 (THAI) perlengkapan rider mereka telah siap untuk mengaspal.

“Disini kami dilepas oleh Pak Praison. Banyak jasa beliau ke kami. Kami mengucapkan terima kasih dengan pertolongan-pertolongan beliau selama berada di Hat Yai. Sedih kami berpisah dengan beliau,” ujar Ratnawati sedih.

Menuju district Cha Uat, dari Hat Yai terdapat 2 (dua) alternatif, yaitu jalur darat dan jalur menggunakan kapal ferry.

“Kita putuskan menggunakan kapal Ferry dengan biaya 6 bath mata uang Thailand. Kalau lewat jalur darat terdapat selisih sekitar 30 km lebih jauh, sebab agak sedikit memutar di Danau Songkhla dan disana ada selat kecil yang terdapat jembatan untuk jalur darat. Di atas Kapal Ferry ini kita menikmati pemandangan di Danau Songkhla,” ujar Ratnawati.

Lebih jauh, Ratnawati menjelaskan bahwa naik kapal Fery jaraknya cukup dekat hanya sekitar 3 km dengan jarak tempuh sekitar 10 menit.

“Sangking sebentarnya di atas kapal Ferry tersebut kami tetap diatas sepeda motor. Disana terdapat mobil dan anak-anak sekolah yang menyebrang ke distrct Singhanakon,” kata Ratnawati menjelaskan.

Dari districk Singhanakon (masih provinsi Songkhla), rider asal Payakumbuh ini memulai petualangan barunya berkendara disepanjang Teluk Thailand bagian dari Laut China Selatan (Samudra Pasifik).

“Rutenya lurus dan panjang. Jalannya jalur dua dan disebelah kanan kita ada  laut. Pemandangan yang sangat indah,” ujar Ratnawati kagum

Dari Singhanakon, rider Payakumbuh ini melewati beberapa district yaitu : district Sathing Phra, district Ranot, district Hua Sai,dristrict Chia Yat dan terakhir district Cha Uat. Untuk district Hua Sai, Chian Yat dan Cha Uat tidak lagi termasuk dalam provinsi Songkhla, namun sudah masuk dalam wilayah Provinsi Nakhon Si Thammarat.

Dokumentasi Rider Payakumbuh di district Hua Sai, Provinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand, tempat terdapatnya Generator Angin

Di district Hua Sai, Ratnawati bercerita bahwa disepanjang perjalanan banyak dijumpai baling-baling besar. Baling-baling tersebut merupakan generator angin untuk pembangkit listrik yang merupakan konsep teknologi hijau yang ada di Thailand.

Memasuki Provinsi Nakhon Si Tammarat yang diawali dari district Hua Sai, rider Payakumbuh tidak lagi berkendara di sepanjang Teluk Thailand. Mereka masuk melewati jalan yang dikanan kirinya dijumpai sawah dan kebun-kebun.

“Disana kita banyak menjumpai sawah dan kebun. Perjalanan kali ini kita kesulitan untuk menjumpai masjid,” kata Ratnawati.

Pukul 19.00 UTC+7 (THAI) malam, rider Payakumbuh ini akhirnya sampai dan district Cha Uat, Provinsi Nakhon Si Thammarat dan meginap di Ban Toon Resort Hotel. Dari spidoometer yang tertera, perjalanan hari tersebut tercatat sejauh 174 km.

“Kita sampai disini hari sudah gelap. Kita coba cari hotel dan Alhamdulillah dapat di Ban Toon Resort Hotel di Cha Uat. Kondisi kita semua masih fit dan kondisi kendaraan tidak ada masalah. Untuk perjalanan besok Insha Allah kita targetkan 300 km,” tutup Ratnawati. (redaksi)

 

 

 

 

 

Exit mobile version