Kata Kapolri, Kalau Ada Novum Baru Insiden Berdarah di KM 50 Tol Bisa Diusut Ulang

Kata Kapolri, Kalau Ada Novum Baru Insiden Berdarah di KM 50 Tol dan Soal Kapolda Jatim
Kata Kapolri, Kalau Ada Novum Baru Insiden Berdarah di KM 50 Tol Bisa Diusut Ulang

JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengisyaratkan kemungkinan pengusutan ulang atas insiden berdarah di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek yang menewaskan enam pengawal M Rizieq Shihab.

Namun, mantan kepala Bareskrim Polri itu menegaskan polisi membutuhkan bukti baru atau novum untuk membuka ulang kasus yang telah diputus pengadilan itu.

“Apabila ada novum baru, tentunya kami akan juga memproses,” kata Jenderal Listyo Sigit dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Alumnus Akademi Polri (Akpol) 1991 itu menuturkan upaya membuka ulang kasus KM 50 harus menunggu langkah kejaksaan.

Menurut Kapolri, kejaksaan sedang mengajukan kasasi atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) yang memvonis bebas Ipda Yusmin Ohorella dan Briptu Fikri Ramadhan selaku terdakwa perkara itu.

“Kami akan terus mengikuti perkembangan penanganan kasus yang ada, karena saat ini akan masuk ke tahapan kasasi. Jadi, kami menunggu itu,” ujar Jenderal Sigit.

BACA JUGA Komentar Mahfud MD dan Humas Polri Terkait Grafik Kaisar Sambo dan Konsorsium 303

Insiden KM 50 kembali menjadi sorotan dalam RDP Komisi III DPR dengan Jenderal Sigit. Sorotan itu muncul setelah Irjen Ferdy Sambo menjadi tersangka pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Ferdy Sambo saat masih aktif sebagai kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri bertugas memproses dua polisi yang terlibat insiden KM 50.

Menurut anggota Komisi III DPR RI Romo HR Muhammad Syafi’i, misteri dalam kasus KM 50 lebih parah dibandingkan penembakan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.

Legislator Partai Gerindra itu menyatakan banyak rekaman CCTV yang terkait peristiwa di KM 50 hilang.

“Misteri di KM 50 itu lebih hebat ketimbang misteri kematian Brigadir J. CCTV rusak, tetapi enggak ada penjelasan,” ujar Syafi’i kepada Jenderal Sigit, Rabu.

Suara lebih keras sempat diungkapkan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa. Dia melontarkan kemungkinan pengungkapan kasus kematian enam pengawal Habib Rizieq Shihab itu sebagai bagian rekayasa.

“Apakah rekayasa by design ini (kematian Brigadir J, red) sama dengan rekayasa KM 50? Kalau sama, kasihan keluarga korban KM 50,” kata Desmond.(jpnn)