Kepri  

Senator Ria Saptarika Ingatkan Pentingnya Peran Perempuan Dalam Pembangunan

WARTASIBER.co.id, TANJUNGPINANG – Anggota DPD/MPR RI, Ria Saptarika, kembali menyelenggarakan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di hadapan para Ibu ibu yang tergabung dalam FORSI SATRIA (Forum Silaturahmi, Sejahtera, Adil Taqwa Religius, Istikomah Amanah) Wilayah provinsi Kepulauan Riau, pada Sabtu (1/7/2023), bertempat di hotel Bintan Plaza, Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang.

Dalam kesempatan itu, Ria mengingatkan peran kaum permpuan khususnya para ibu dalam pembangunan negara dan kemajuan bangsa yang sangat penting bahkan dalam ajaran agama, ibu diibaratkan tiang negara.

“Begitu pentingnya peran Ibu maka tegaknya sebuah negara tidak terlepas dari peran penting perempuan, dalam hal ini ibu-ibu,” kata Ria Saptarika saat berbicara dalam acara Sosialisasi Empat Pilar di hadapan peserta kegiatan yang merupakan para ibu-ibu yang hadir dari berbagai kecamatan di Kota Tanjung Pinang, pada akhir pekan kemarin.

Di masa resesi ekonomi saat ini, peran ibu dalam rumah tangga begitu besar, karena ibu adalah garda terdepan keluarga dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semua muncul dalam beragam wujud seperti harus mampu memberikan asupan makanan bergizi ditengah situasi harga kebutuhan yang terus meroket, begitupun saat anak menuntut ilmu, Ibu dituntut mendampingi sang anak ke sekolah maupun belajar.

Selain tantangan dalam keluarga, tantangan dari lingkungan luar yang saat ini begitu dominan seperti pengaruh globalisasi terutama efek meluasnya teknologi gawai. Gempuran budaya asing yang semakin masif di era keterbukaan, diperlukan pemahaman dan penyikapan yang tepat.

Penyikapan yang salah akan menciptakan masalah, ujung-ujungnya pada hubungan dalam keluarga maupun antar warga.

Pengaruh tren bukan hanya dari sisi budaya baik kuliner atau musik, namun saat ini sudah menjadi life style bagi generasi muda yang itu muaranya akan kehilangan jati diri bangsa. Efeknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup sebuah negara jika pengaruh ini tidak ditangani secara bijak. Karenanya, tegas Ria, perubahan merupakan suatu keniscayaan, hanya saja menjadi pilihan jika perubahan itu ke arah lebih baik atau malah semakin buruk.

‘’Mengikuti suatu tren adalah hal yang wajar, akan tetapi yang patut diwaspadai adalah mengikut arus perubahan hingga kehilangan jati diri bangsa itu yang perlu dicegah. Upaya untuk terus mencintai negeri ini melalui penyadaran kebangsaan menjadi sangat penting,’’ ujarnya.

Pemahaman nilai-nilai empat pilar kebangsaan di lingkungan keluarga diharapkan mampu memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Oleh karenanya pentingnya peran perempuan atau ibu dalam keluarga merupakan wujud partisipasi dalam membangun negara, karena keluarga bagian terkecil dari negara.

Disisi lain sebagai warga di lingkungan, para ibu dituntut mengenal lingkungan sekitar. Karena kita tinggal di lingkungan yang heterogen dengan banyaknya warga dari beragam suku bangsa maka saling mengenal karakter dan budaya akan mengarahkan pada sikap saling menghormati dan bersatu untuk menjaga lingkungan demi kenyamanan hidup bersama. Bhineka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa Indonesia telah menjelaskan, kita berbeda namun satu. Karena perbedaan yang ada di tengah masyarakat bukan untuk dibeda-bedakan, tetapi merupakan keberagaman yang memperkuat persatuan.

“Maka menjadi tugas kita bersama untuk saling memberi teladan terutama dalam memberikan pemahaman pada generasi muda akan arti dan implementasi persatuan dalam keberagaman,’’ katanya.

Oleh sebab itu, diperlukan pendalaman dan pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang telah diperjuangankan oleh para pendiri bangsa, agar tercipta keselarasan hidup dalam bernegara berdasarkan Pancasila, UUD 1945, pengukuhan NKRI, serta penerapan Bhineka Tunggal Ika di dalam kehidupan sehari-hari agar mampu menghadapi dampak dari berbagai perubahan yang terjadi saat ini.

Anggota MPR RI yang juga anggota Komite 3 DPD RI itu berpendapat, “setiap keluarga, -tentu saja di motori oleh para ibu- dapat terlibat dalam penanaman nilai-nilai empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan gaya dan caranya di lingkungan terdekat agar generasi mendatang tetap memiliki kebanggaan pada jati dirinya,”tutupnya.(*/r)

Kiriman:Adit